Daftar Judul



src="http://yourjavascript.com/12303810938/vipergoy-daftar-isi-blog.js">

Minggu, 09 Desember 2012

KEPINGAN HATI

 

Kepingan Hati (final)
18 Desember 2011 pukul 12:43

“Hapus air matamu! Aku pasti akan kembali untukmu!” ucapmu pelan sambil mencium keningku.
"Benarkah kau akan kembali? Tak akan meninggalkanku lagi?" tanyaku ragu padamu.
"Aku janji, aku akan kembali padamu, Sayang." Jawabmu untuk menyakinkanku.
"Walau tak ada komunikasi di antara kita?"
"Iya, cintaku hanya untukmu. Hanya untukmu."
Aku tersenyum. Meyakinkan hatiku sendiri akan cinta tulus darimu. Toh kita sudah cukup lama berpacaran dan mengetahui sifat masing-masing. Aku percaya padamu seperti pada hatiku sendiri. Kau peluk tubuhku dengan hangat sebelum aku menaiki bis dari Bungurasih menuju Kepanjen. Tak berapa lama, kernet bis memanggilku untuk segera naik. Kucium tangan kananmu sebelum menaiki bis. Kulambaikan tanganku sebelum bis hilang dari pandangan matamu.
Aku tak memiliki handphone. Handphoneku raib setelah aku pingsan di rumahmu dan dilarang kakakmu untuk menemuimu lagi. Saat kakakmu mengantarku pulang, saat itulah aku sadar bahwa aku tak mempunyai handphone lagi. Nokia 3310 yang kudapat dari gaji pertamaku seharga Rp.300.000,-. Handphone adalah barang mahal yang sulit kubeli dengan gajiku yang tak seberapa.
Aku percaya bahwa suatu saat kau pasti akan kembali padaku, entah itu kapan tapi rasa percayaku padamu tak mungkin pudar karena hanya kaulah pangeran impian dalam hidupku. Kau adalah lelaki yang selalu menepati janji.
Bulan berganti bulan tapi kabar darimu tak kunjung datang. Di stasiun aku tetap menunggu kepulanganmu dengan membawa sekeping hatiku, berharap kau turun dari kereta api seperti biasanya kau pulang dari Surabaya. Biasanya kau akan turun menemuiku, kucium tanganmu lalu kita jalan berdua meninggalkan stasiun. Rasa percayaku padamu juga tak kunjung berkurang bahkan semakin bertambah.
***
"Mas Rey." Ucapku pelan ketika menelepon pada stasiun radio SMEAMU FM.
"Aku kehilangan cintaku, dia janji akan kembali tapi tak ada kabar sampai sekarang!" lanjutku.
"Ada yang bisa kami bantu?" jawab Mas Rey dari seberang, dia adalah penyiar yang bertugas pada malam ini.
"Buat pendengar yang tau tentang Sahru Siam Zainul Khomsah, alumni SMK MUHAMMADIYAH KEPANJEN jurusan listrik 1. Harap hubungi aku di 085736054306." Kataku meminta bantuan para pendengar radio.
"Dia kerja di mana?" tanya Mas Rey.
"Di King Halim Surabaya sebagai security." Jawabku.
"Oke para Sahabat! Kali ini salah satu teman kita telah kehilangan seseorang dan ingin tahu kabarnya. Bagi siapa saja yang tau tentang keadaan Sahru Siam Zainul Khomsah, alumni SMK MUHAMMADIYAH KEPANJEN jurusan listrik 1 dan bekerja di King Halim Surabaya sebagai security. Harap hubungi Anisa di 085736054306. Sekali lagi, di 085736054306."
"Makasih, Mas." ucapku.Akhirnya aku lelah menanti, tetap dengan rasa percayaku pada cintamu, aku mulai mencari.Aku mencari kabar tentangmu lewat radio tanpa lelah, bahkan banyak lelaki yang menghubungiku dan mengaku sebagai dirimu hingga membuatku berkali-kali kecewa. Namun tanpa putus asa, aku terus meminta bantuan Mas Rey dan stasiun radio lain.
Kuhubungi juga teman-teman lamamu yang kukenal untuk mencari tahu tentangmu. Aku berharap mendapatkan sedikit kabar tentangmu, tentang janjimu. Tak ada kepastian dari hubungan kita. Tak ada kata putus dan tak ada komunikasi. Apakah kau benar akan kembali padaku?
***
"Kamu udah gila!" teriak Dita padaku.
"Why? Aku percaya padanya. Dia pasti kembali padaku." Jawabku dengan tersenyum.
Tak bisa kupungkiri kalau mungkin Dita benar. Sudah 5 bulan aku menantinya. Ah... baru 5 bulan aku menunggunya berarti 150 hari. Aku terus menunggumu di stasiun, menunggu kau menghampiriku seperti biasanya.
"Tuuutttt... tuuuttt...!"
Suara kereta api datang menuju stasiun Kepanjen. Aku langsung berdiri menanti kereta berada tepat di depanku.
"Kali ini apa yang akan kau lakukan?" tanya Dita dengan suara tertahan.
"Mencari!" kataku bersemangat sambil berlari menuju gerbong pertama.
Gerbong demi gerbong kereta kumasuki. Hawa panas, bau tak sedap dan suara hingar bingar penumpang juga tak kuhiraukan. Kubawa fotomu dan kutanyakan pada para penumpang yang masih duduk di dalam kereta. Tak hanya sekali kulakukan ini tapi sudah berkali-kali kumencari dirimu. Aku tahu kalau yang kulakukan sia-sia tapi aku tak pernah berhenti berusaha menemukanmu walau kemungkinannya hanya 1%.
"Kamu gila! Dia tak akan datang! Kalau pun dia memang berniat menepati janjinya, dia pasti ke rumahmu. Kau tak perlu mencarinya!" teriak Dita padaku setelah aku turun dari kereta.
"Nggak! Aku percaya janjinya! Mungkin dia terlalu sibuk!" jawabku enteng sambil berjalan meninggalkan Dita di stasiun.
Matahari hampir tenggelam dan aku tak pernah menyuruh Dita datang ke stasiun apalagi menemaniku. Aku hanya butuh teman cerita untuk mengenang segala kenanganku bersamamu. Telah 1 bulan kulakukan hal ini, hal yang sangat tak berguna. Kutinggalkan pekerjaanku hanya untuk mencarimu. Sahru, kamu di mana?
***
8 bulan sudah penantianku sampai akhirnya kudapatkan nomor handphonemu dari tempatmu bekerja. Aku mengaku sebagai kakakmu yang kehilangan nomor handphonemu. Aku sungguh gembira. Ternyata usahaku tak sia-sia.
Ah... masih ingatkah kamu tentang air terjun di Tegaron? Kita berfoto ria dengan teman-temanku. Kamu mengulurkan tangan besarmu tiap ada yang kesulitan menaiki tangga dari tanah. Kamu juga menggendongku saat aku merasa lelah tapi sayangnya tubuhku terlalu berat untukmu.
Ah.... Aku juga teringat saat kita berdua jalan kaki dari Tegaron menuju Talangagung. Sepanjang jalan kita selalu bergandeng tangan. Tidak hanya itu, kita juga berciuman di sepanjang jalan yang sangat sepi itu.
"Ini adalah kenangan yang tak akan pernah kulupakan. Berciuman di sepanjang jalan!" ucapmu sambil tersenyum lalu memelukku.
Kenangan indah kita, bukan hanya dirimu. Bertepatan dengan hari lahirku 18 desember, aku mulai menghubungimu. Kutelepon nomor handphonemu berkali-kali, barharap kau akan mengangkatnya dan akan kuberikan kejutan untukmu. Lama kutunggu tapi hanya nada sambung yang kudengar. Aku tak menyerah, kuSMS dirimu, berharap kamu membalas smsku setelah tak kamu angkat telpon dariku.
Lama menunggu sampai akhirnya sebuah sms masuk ke dalam layar HPku. Sms yang paling kutunggu darimu, Sahru Siam Zainul Khomsah. Dengan hati bergetar menahan rindu yang membuncah di kalbu, aku mulai membaca SMS darimu perlahan.
“Persetan dengan cintamu, persetan dengan kata manismu, persetan dengan segala tipu dayamu, persetan dengan air matamu, persetan dengan penantianmu. Fuck you! Ku tak pernah dan tak akan prnah mncintaimu. Aku menyesal telah mngenalmu, terlalu banyak kesalahan dan kebohongan di antara kita. Semua yang pernah aku jalani denganmu itu BOHONG, itu PALSU. Bukan hanya diriku yang membencimu tapi keluarga dan sohib-sohibku juga membencimu. Tak ada ruang di hatiku untukmu, ku punya kehidupan yang baru. JANGAN GANGGU AKU!!!”
Bumi tempatku berpijak seolah bergoyang, kedua kakiku juga tak kuat menopang tubu. Cintaku… Segampang itukah kau katakana hal itu padaku? Setelah waktu yang kita lewati bersama, setelah jutaan janji yang kamu ikrarkan untukku? Aku sungguh mencintaimu, sangat mencintaimu. Bahkan sampai seribu tahun lagi, cintaku hanya untukmu. Mengapa kamu lukai hatiku? Kenapa tak kau tepati janjimu?
Memory 18 Desember 2007
SMS yang tak akan kulupakan seumur hidupku, tepat pada ulang tahunku

Tidak ada komentar :

Posting Komentar